Jumat, 24 Juni 2011

laporan praktikum VITAMIN

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar belakang
Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat). Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan.
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.
Penuaan tubuh merupakan hasil akumulasi dari berbagai kerusakan sel dan jaringan yang tidak dapat diperbaiki. Pada keadaan normal, kerusakan pada sel dan jaringan tubuh dapat diperbaiki melalui proses replikasi sel tubuh yang juga dikenal dengan istilah mitosis. Akan tetapi, pada berbagai kasus sel yang rusak tidak lagi dapat diperbaharui, melainkan terus terakumulasi. Hal inilah yang berpotensi menyebabkan penuaan pada tubuh.  Senyawa radikal bebas merupakan salah satu agen yang berkontribusi besar dalam peristiwa ini.
B.   Maksud percobaan
Untuk mengetahui adanya vitamin A, D, dan C dalam suatu bahan secara kualitatif.
C.   Tujuan percobaan
Membuktikan adanya vitamin A,  D, dan C dalam suatu bahan secara kualitatif.

D.   Prinsip percobaan
           a.    Vitamin A
1.    Berdasarkan penambahan kloroform dan asam asetat anhidrid. Selanjutnya di bubuhkan sepucuk sendok kristal SbCl3 kedalamnya akan terbentuk warna biru yang akan berubah menjadi merah coklat berarti vitamin A positif.
2.    Berdasarkan penambahan pereaksi asam trikloroasetat dalam kloroform amati warna yang terjadi bila timbul warna biru kehijauan menandakan vitamin A positif.
          b.    Vitamin D
            Berdasarkan penambahan larutan H2O2 5% di homogenkan kemudian panaskan lalu di dinginkan selanjutnya dilakukan uji dengan pereaksi Carr-price seperti pada penentuan adanya vitamin A. Amati perubahan warna jika berwanra jingga kuning berarti vitamin D positif.
        c.    Vitamin C 
             Berdasarkan penambahan pereaksi benedict akan menghasilkan warna hijau kekuningan sampai merah bata yang menandakan reaksi positif (+) mengandung vitamin C. Larutan sampel dinetralkan dengan menambahkan NaHCO3 (pH=8), lalu direaksikan dengan FeCl3 akan menghasilkan warna ungu yang menandakan reaksi positif (+) mengandung vitamin C.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.   Teori umum
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.
Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Vitamin merupakan satu dari berbagai jenis senyawa yang dapat menghambat reaksi perusakan tubuh oleh senyawa radikal bebas terkait dengan aktivitas antioksidannya. Asupan vitamin antioksidan yang cukup akan membantu tubuh mengurangi efek penuaan oleh radikal bebas, terutama oleh oksigen bebas yang reaktif. Selain itu, vitamin juga berkontribusi dalam menyokong sistem imun yang baik sehingga risiko terkena berbagai penyakit degeneratif dan penyakit lainnya dapat ditekan, terutama pada manula. Jadi, secara tidak langsung, asupan vitamin yang cukup dan seimbang dapat menciptakan kondisi tubuh yang sehat dan berumur panjang.
Vitamin merupakan suatu senyawa yang telah lama dikenal oleh peradaban manusia. Sudah sejak ribuan tahun lalu, manusia telah mengenal vitamin sebagai salah satu senyawa yang dapat memberikan efek kesehatan bagi tubuh. Seiring dengan berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan, berbagai hal dan penelusuran lebih mendalam mengenai vitamin pun turut diperbaharui. Garis besar sejarah vitamin dapat dibagi menjadi 5 era penting. Disetiap era tersebut, terjadi suatu kemajuan besar terhadap senyawa vitamin ini yang diakibatkan oleh adanya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan
TAHUN PENEMUAN VITAMIN ALAMI DAN SUMBERNYA
Tahun penemuan
Vitamin
Nama biokimia
Ditemukan di
1909
Vitamin A
1912
Vitamin B1
1912
Vitamin C
1918
Vitamin D
1920
Vitamin B2
1922
1926
Vitamin B12
Telur
1929
1931
Vitamin B5
1931
Vitamin B7
Hati
1934
Vitamin B6
Kacang
1936
Vitamin B3
Ragi
1941
Vitamin B9
Hati
Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Hanya terdapat 2 vitamin yang larut dalam air, yaitu B dan C, sedangkan vitamin lainnya, yaitu vitamin A, D, E, dan K bersifat larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja di dalam tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh.
Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara terus-menerus.
Mengkonsumsi terlalu sedikit vitamin dapat menyebabkan gangguan gizi. Oleh karena itu, orang yang makan berbagai macam makanan tidak mungkin kekurangan banyak vitamin. Kekurangan vitamin D merupakan pengecualian. Hal ini sering terjadi pada kelompok orang tertentu (seperti orang tua) meskipun mereka memakan berbagai macam makanan. Untuk vitamin yang lainnya, kekurangan vitamin dapat terjadi jika seseorang mengikuti diet ketat yang tidak memiliki cukup vitamin tertentu.
Gangguan yang mengganggu pencernaan mencerna makanan (disebut gangguan malabsorpsi) dapat menyebabkan kekurangan vitamin. Beberapa gangguan mengganggu penyerapan lemak.




B.   Uraian bahan
            1.    Asam asetat anhidrit           (Depkes RI, hal 647)
           Nama resmi                           = ANHIDRIDA ASETAT
           Nama lain                              = Asam asetat anhidrit
           Rumus molekul                    = (CH3.CO)2O
           Pemerian                               = Cairan tidak berwarna, berbau tajam.
           Penyimpanan                       = Dalam wadah tertutup rapat
            2.    Kloroform                               (Depkes RI, hal 151)
           Nama resmi                           = CHLOROFORMUM
           Nama   lain                             = Kloroform
           Rumus kimia                          = CHCL3
           Berat molekul                       = 119,38
           Pemerian                               = Cairan, mudah menguap ; tidak berwarna
   ; bau khas ; rasa manis dan membakar.
Kelarutan                              = Larut dalam lebih kurang 200 bagian air ; 
                                           mudah  larut dalam etanol mutlak P, dalam eter P, dalam    bagian besar pelarut organik, dalam minyak atsiri, dan dalam wadah minyak lemak.
            Penyimpanan                       = Dalam wadah tertutup rapat.
            Khasiat                                  = anasetikum, pengawet, zat tambahan.
            3.    Minyak ikan                          (Depkes RI, hal 457)
           Nama resmi                           = OLEUM LECORIS
           Nama lain                              = Minyak ikan
           Pemerian                               = Cairan ; kuning padat ; bau khas, agak
manis,  tidak tengik ; rasa khas.
            Kelarutan                              = Sukar larut dalam etanol (95%) P
                                                             mudah larut dalam kloroform P, dalam eter P
                                                            dan dalam minyak tanah P.
Penyimpanan                       = Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh,
berlindung dari cahaya.
            Khasiat                                  = Sumber vitamin A & vitamin D.
            4.    Sbcl3                                       (Depkes RI, hal 646)
           Nama resmi                           = ANTINOM KLORIDA
           Nama lain                              = Sbcl3 / Antinom kloridum
           Rumus molekul                     = Sbcl3 
           Pemerian                               = Hablur tidak berwarna, berasap
diudara lembab.
          Kelarutan                              = Sangat mudah larut dalam air.
          5.    Vitamin A                               (Depkes RI, hal 100)
         Nama resmi                           = AXEROPHTHOLUM
         Nama lain                              = Akseroftol
Pemerian                               = Cairan menyerupai minyak; kuning muda
hingga merah ; membeku jika didinginkan; atau zat padat yang ujudnya terutama tergantung dari zat tambahan yang digunakan. Hampir tidak berbau, atau sedikit berbau minyak ikan, tidak berbau tengik ; tidak berasa tengik. Tidak stabil di udara dan peka terhadap cahaya.
Kelarutan                              = Praktis tidak larut dalam air dan dalam
gliserol P; larut dalam etanol mutlak P dan dalam minyak nabati ; sangat mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P.
Penyimpanan                       = Dalam wadah tertutup rapat, berisi gas
inert, terlindung dari cahaya.
            Khasiat                                  = Antikseroftalmia, sumber vitamin A.
            6.    Vitamin C                              (Depkes RI, hal 47)
           Nama resmi                           = ACIDUM ASCORBICUM
           Nama lain                              = Asam askorbat
            Rumus molekul                    = C6H8O6
            Rumus molekul                    = 176,13
Pemerian                               = serbuk atau hablur ; putih atau agak
kuning ; tidak berbau ; rasa asam. Oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi gelap. Dalam keadaan kering, mantap di udara, dalam larutan cepat teroksidasi.
Kelarutan                              = Mudah larut dalam air; agak sukar larut
dalam etanol (95%) P ; praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam  eter P dan dalam benzene P.
Penyimpanan                       = Dalam wadah tertutup tertutup rapat,
terlindung dari cahaya.
            Khasiat                                  =  Antiskorbut
           7.    Vitamin D                              (Depkes RI, hal 129)
           Nama resmi                           = CALCIPHEROLUM
           Nama lain                              = Kalsiferol
           Rumus molekul                    = C24H44O
           Berat molekul                       = 396,66
Pemerian                               = Hablur tidak berwarna, atau serbuk
hablur putih ; tidak berbau atau hampir tidak berbau ; tidak berasa.
Kelarutan                              = Praktis  tidak larut dalam air ; larut dalam
2 bagian etanol (95%) P, dalam 0,7 bagian kloroform P, dalam 2 bagian eter P, dalam 10 bagaian aseton P dan dalam 50 sampai 100 bagian minyak lemak.
Penyimpanan                       = Dalam kaca tertutup kedap berisi gas
inert, terlindung dari cahaya ; di tempat sejuk.
            Khasiat                                  = Antirakhitis.


BAB III
METODE KERJA
A.   Alat dan Bahan
a.    Alat yang di gunakan
1.    Bunsen
2.    Gegep
3.    Lap halus
4.    Lap kasar
5.    Pipet tetes
6.    Rak tabung
7.    Sendok tanduk
8.    Tabung reaksi
b.    Bahan yang digunakan
1.    Asam asetat anhidrit
2.    Asam trikloroasetat
3.    Kertas PH atau lakmus
4.    Kloroform
5.    Kristal Sbcl3
6.    Larutan Asam Askorbat 1%
7.    Larutan FeCl3 1%
8.    Larutan NaHCO3  5%
9.    Larutan H2O2 5%
10. Minyak ikan
11. Pereaksi benedict
B.   Cara kerja
1.    Vitamin A
Bagian A ;
a.    Di siapkan alat dan bahan
b.    Kedalam tabung reaksi, masukkan 5 tetes minyak ikan
c.    Ditambahkan 10 tetes kloroform, kemudian campurlah dengan baik
d.    Ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrit
e.    Selanjutnya, dibubuhkan sepucuk sendok Kristal Sbcl3 kedalamnya
f.     Perhatikan perubahan warna
g.    Jika terbentuk warna biru yang akan berubah menjadi merah coklat berarti vitamin A positif.
Bagian B ;
a.    Disiapkan alat dan bahan
b.    Kedalam tabung reaksi masukkan 5 tetes minyak ikan.
c.    Tambahkan 1 ml pereaksi asam trikloroasetat dalam kloroform
d.    Dihomogenkan dengan baik
e.    Amati warna yang terjadi, jika timbul warna biru kehijauan menandakan vitamin A positif.
2.    Vitamin D
a.    Disiapkan alat dan bahan
b.    Kedalam 2 tabung reaksi masukkan masing-masing 10 tetes minyak ikan
c.    Ditambahkan 10 tetes larutan H2O2 5%
d.    Dikocok campuran kira-kira 1 menit.
e.    Dipanaskan diatas api kecil perlahan-lahan sampai tidak ada gelembung-gelembung gas yang keluar. Usahakan jangan sampai mendidih..
f.     Dinginkan tabung dibawah air kran.
g.    Dilakukan  ui dengan uji pereaksi Carr-Price seperti pada penentuan adanya vitamin A.
h.    Amati perubahan warna yang terjadi. Adanya warna jingga kuning berarti vitamin D positif.
3.    Vitamin C
Bagian A ;
1.    Disiapkan alat dan bahan
2.    Masukkan kedalam tabung reaksi 5 tetes larutan asam askorbat 1%
3.    Dipanaskan diatas api kecil sampai mendidh selama 2 menit
4.    Perhatikan adanya endapan yang terbentuk. Warna hijau kekuningan sampai merah bata menandakan vitamin C positif.
Bagian B
1.    Disiapkan alat dan bahan
2.    Masukan 10 tetes larutan asam askorbat 1% kedalam tabung reaksi.
3.    Kemudian, dinetralkan larutan (pH = 8) menggunakan NaHCO3 5%.
4.    Ditambahkan 2 tetes larutan FeCl3
5.    Diamati warna yang terjadi. Adanya warna merah-ungu berarti vitaminC positif.







BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
A.   Tabel pengamatan
Vitamin A
Bahan
Prosedur A
Prosedur B
Minyak ikan
5 tetes
5 tetes
kloroform
10 tetes
-
Asam Asetat Ahidrit
2 tetes
-
SbCl3
Sepucuk sendok
-
TCA dalam kloroform
-
1 ml
Campurlah dengan baik
Hasil:perhatikan warna yang terbentuk
+
+














Vitamin D
Bahan
Tabung I
Tabung II
Minyak ikan
10 tetes
10 tetes
Larutan H2O2 5%
10 tetes
10 tetes
Pemanasan tidak sampai mendidih, lalu uji dengan pereaksi Carr-Price
Hasil:
Warna jingga – kuning (+/-)
+
+

Vitamin C:
Bahan
Prosedur A
Prosedur B
Larutan asam askorbat 1%
5 tetes
5 tetes
Pereaksi benedict
15 tetes
-
pH larutan
-
8 tetes
Larutan FeCl 1%
-
2-3 tetes
Didihkan diatas api kecil selama 2 menit untuk prosedur A
Hasil: perhatikan warna endapan atau larutan
+
+

B.   Reaksi
1.    Vitamin A





        
     2.    Vitamin D

3.    Vitamin C






C.   Pembahasan
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita.
Vitamin A, yang juga dikenal dengan nama retinol, merupakan vitamin yang berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di malam hari, dan sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina. Selain itu, vitamin ini juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh. Vitamin ini bersifat mudah rusak oleh paparan panas, cahaya matahari, dan udara. Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin A, antara lain susu, ikan, sayur-sayuran (terutama yang berwarna hijau dan kuning), dan juga buah-buahan (terutama yang berwarna merah dan kuning, seperti cabai merah, wortel, pisang, dan pepaya).
Vitamin D dibuat dari orgosterol yang diradiasi. Orgosterol diperoleh dari regisisa industri. Fungsi vitamin D sebagai pembentukan struktur tulang dan gigi yang kuat.
Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas, vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan. Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit. Defisiensi vitamin C juga dapat menyebabkan gusi berdarah dan nyeri pada persendian. Akumulasi vitamin C yang berlebihan di dalam tubuh dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan saluran pencernaan, dan rusaknya sel darah merah.
Adapun dari hasil penelitian yang dilakukan pada percobaan vitamin A, prosedur A terbentuk warna biru yang akan berubah warna menjadi merah coklat yang menunjukkan positif vitamin A, sedangkan pada prosedur B terbentuk warna biru kehijauan yang menandakan vitamin A positif.
Pada percobaan vitamin D, 10 tetes minyak ikan yang ditambahkan 10 tetes larutan H2O2 5% dihomogenkan selama 5 menit dipanaskan diapi sampai tidak ada gelembung selanjutnya di dinginkan kemudian dilakukan uji pereaksi Carr-Price seperti pada penentuan vitamin A dan terbentuknya warna jingga kuning yang menunjukkan vitamin D positif.
Pada percobaan vitamin C, prosedur memiliki 2 prosedur. Pada prosedur pertama dipipet 5 tetes larutan asam askorbat 1% ditambahkan 15 tetes pereaksi benedicth. Dipanaskan diatas bunsen dengan api kecil sampai mendidih 2 menit dan berbentuk endapan yang terbentuk warna hijau kekuningan sampai merah bata yang menunjukkan vitamin C positif, dan pada prosedur yang ke-2 10 tetes larutan askorban 1% di netralkan dengan larutan NaHCO3  5% ( pH = 8) selanjutnya ditetesi larutan FeCl3 dan di amati perubahan warna yang terjadi darimerah-ungu yang menandakan vitamin C positif.





BAB V
PENUTUP
A.   Kesimpulan
berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.    Pada uji vitamin A menunjukkan hasil positif, pada prosedur pertama yang menunjukkan perubahan warna dari warna biru biru berubah menjadi warna merah-kecoklat, sedangkan pada prosedur ke-2 ditandai dengan timbulnya warna biru kehijaun.
2.    Pada uji vitamin D menunjukkan adanya warna jingga – kuning yang berarti vitamin D positif.
3.    Pada uji vitamin C memiliki 2 prosedur, pada prosedur pertama timbulnya warna hijau kekuningan sampai merah bata, sedangkan pada prosedur ke-2 ditandai dengan adanya warna merah-ungu.
B.   Saran
Laboratorium                  : alat dan bahan tolong dilengkapi agar proses
praktikum berjalan lancar
Asisten                             : mohon bantuannya pada saat praktikum
Berlangsung
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM.1979.”Farmakope Indonesia Edisi III”. Depkes RI: jakarta
Tim Dosen UIT.2011.”Penuntun praktikum Biokimia”. Universitas Indonesia Timur: Makassar